1 Samuel 30:1-6. (1)Ketika
Daud serta orang-orangnya sampai ke Ziklag pada hari yang ketiga, orang Amalek
telah menyerbu Tanah Negeb dan Ziklag; Ziklag telah dikalahkan oleh mereka dan
dibakar habis.(2)Perempuan-perempuan dan semua orang yang ada di
sana, tua dan muda, telah ditawan mereka, dengan tidak membunuh seorang pun;
mereka menggiring sekaliannya, kemudian meneruskan perjalanannya.(3)Ketika
Daud dan orang-orangnya sampai ke kota itu, tampaklah kota itu terbakar habis,
dan isteri mereka serta anak mereka yang laki-laki dan perempuan telah ditawan.(4)Lalu
menangislah Daud dan rakyat yang bersama-sama dengan dia itu dengan nyaring,
sampai mereka tidak kuat lagi menangis.(5)Juga kedua isteri Daud
ditawan, yakni Ahinoam, perempuan Yizreel, dan Abigail, bekas isteri Nabal,
orang Karmel itu.(6)Dan Daud sangat terjepit, karena rakyat
mengatakan hendak melempari dia dengan batu. Seluruh rakyat itu telah pedih
hati, masing-masing karena anaknya laki-laki dan perempuan. Tetapi Daud
menguatkan kepercayaannya kepada TUHAN, Allahnya.
Bagi
kita yang sering berpergian karena tugas, bisnis maupun pendidikan, tentunya
hal yang paling dirindukan adalah keluarga kita. Kita rindu untuk berkumpul
dengan keluarga. Dan kabar yang paling tidak enak untuk kita dengar ketika kita
berada di luar daerah adalah ketika istri sakit, ataupun anak sakit. Daud sudah
diangkat menjadi raja, Samuel telah mengurapiNya tetapi Daud belum dilantik di
hadapan rakyat. Daud berada di Ziklag karena ia sedang dalam pelariannya karena
tidak sukai oleh Saul. Daud dan seluruh rakyat baru mengalami kemenangan, namun
waktu mereka pulang sanak keluarga dan harta benda mereka hilang. Alkitab
mencatat pejuang pun menangis waktu
sesuatu yang terbaik dalam hidupnya hilang. Sangat mudah kita mengatakan Tuhan
baik waktu di dalam situasi nyaman, sangat muda kita berkomitmen dengan Tuhan
waktu segala sesuatunya indah, dan sangat mudah kita bilang Tuhan itu dahsyat,
waktu segala yang kita inginkan itu terpenuhi. Tetapi, bagaimana waktu semuanya
itu hilang. Bagaimana waktu anak kita direnggut narkoba? Bagaimana hati seorang
orang tua, waktu anak-anaknya “hilang”. Mereka lebih suka bergaul dengan orang
lain daripada dengan orang tuanya. Apa yang dialami Daud, juga kita alami.
Banyak peperangan di luar sana yang bisa kita menangkan, tetapi waktu kita
pulang semuanya hilang. Bagaimana istri kita bersungut-sungut dengan keberadaan
suaminya. Fungsi dan kasih sayang seorang ayah tidak ditemukan oleh anak-anak,
sebab semuanya hilang.
Keadaan-keadaan
di atas adalah sesuatu yang tidak menyenangkan, waktu dimana kita merindukan
sesuatu yang baik yang kita miliki, tetapi ternyata keadaan itu hilang. Daud
tertekan. Alkitab mencatat bahwa seluruh pasukan orang Israel mau melemparinya
dengan batu, sebab mereka jengkel dengan Daud. Tidak nyaman untuk kita hidup di
dalam tekanan. Bagaimana reaksi otak kita waktu masalah datang? Survey
membuktikan bahwa otak tidak akan bekerja waktu kita di bawah tekanan. Karena
tekanan, orang bisa menjadi gila dan nekad. Daud mengalami hal yang sama. Ia
mengalami yang namanya tertekan.
Gairah
kita di dalam Tuhan tidak ditentukan dari luar. Bagaimana hubungan kita dengan
Tuhan tidak ditentukan sekecil apapun dari luar. Boleh saja keadaan tidak
menjanjikan bagi kita, keadaan menekan kita, tetapi gairah kita dengan Tuhan
hanya ditentukan oleh kedekatan kita dengan Tuhan. Apa yang dibuat oleh Daud?
Daud menguatkan kepercayaannya kepada Tuhan. Masalah yang datang menghimpit
Daud, tetap membuat Daud bisa tenang. Sebagai anak Tuhan, waktu masalah datang
kita tidak bisa mengeluarkan emosi kita secara sembarangan. Kita sama-sama
harus bertumbuh menjadi dewasa. Tujuan utama kita adalah menjadi sama seperti
Kristus dan Tuhan dipermuliakan. Kita harus berbuah, dan kehidupan ini harus
menghasilkan buah. Orang yang menikmati buah dari bagaimana kita berhubungan
dengan Tuhan dan buah itu harus Nampak. Daud tidak langsung emosi, Daud tetap
tenang dan menguatkan kepercayaannya kepada Tuhan. Apa masalah yang kita hadapi
hari-hari ini? Mari kuatkan kepercayaan kita kepada Tuhan, mari kenal Dia.
Hasil dari Daud menguatkan kepercayaannya pada Tuhan adalah ia bisa tenang dan
terkendali.
2 Tawarik 16:9a Karena mata TUHAN menjelajah seluruh bumi
untuk melimpahkan kekuatan-Nya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia.
Mata
Tuhan menjelajah untuk melimpahkan kekuatan hanya bagi mereka yang bersungguh
hati kepadaNya. Biarlah hari ini kita sama-sama didapati Tuhan bahwa kita
bersungguh-sungguh kepada Tuhan. Di luar Yesus, kita tidak menemukan apa-apa.
Segala tantangan dan masalah sangat cepat untuk datang menyerang kita. Kita
tetap perlu Tuhan, dan Tuhan berjanji waktu kita dekat bersungguh hati buat
Dia, Ia memberikan kekuatan bagi kita. Setelah Daud tenang dan memperkuat
kepercayaannya, ia bisa memakai otaknya. Daud tidak menunggu apa kata Tuhan
dengan mengasihani diri seharian, sebab ia segera bertindak.
1 Samuel 30:7-10.
(7)Lalu Daud memberi perintah kepada
imam Abyatar bin Ahimelekh: "Bawalah efod itu kepadaku." Maka Abyatar
membawa efod itu kepada Daud. (8)Kemudian bertanyalah Daud kepada
TUHAN, katanya: "Haruskah aku mengejar gerombolan itu? Akan dapatkah
mereka kususul?" Dan Ia berfirman kepadanya: "Kejarlah, sebab
sesungguhnya, engkau akan dapat menyusul mereka dan melepaskan para
tawanan."(9)Lalu pergilah Daud beserta keenam ratus orang yang
bersama-sama dengan dia, dan sampailah mereka ke sungai Besor. Sementara
orang-orang yang mau tinggal di belakang berhenti di sana,(10) maka
Daud melanjutkan pengejaran itu beserta empat ratus orang. Dua ratus orang yang
terlalu lelah untuk menyeberangi sungai Besor itu, berhenti di sana.
Apa
yang dilakukan Daud? Daud berdiri dan bertindak dengan mencari dan memanggil
Tuhan. Di dalam tekanan, Daud bertindak dengan tidak mengasihani diri. Daud
sangat percaya dengan perkataan Tuhan. Satu kata dari Tuhan itu jawaban buat
Daud. Tuhan tidak menentukan arah untuk menyerang, tapi Daud tetap percaya pada
Tuhan. Daud bergerak dengan kepercayaan pada Tuhan, tetapi ia tidak tahu
musuhnya lari kemana. Iman adalah mendengar dan melakukan, meresponi apa yang
Tuhan bilang dan taat tanpa mengerti. Reaksi Daud sangat berbeda dengan apa
yang ia alami, sebab ia pegang perkataan Tuhan.
1 Samuel 30:11- 14
(11) Kemudian mereka menemui seorang Mesir di padang lalu membawanya
kepada Daud. Mereka memberi dia roti, lalu makanlah ia, kemudian mereka memberi
dia minum air, (12)dan memberikan kepadanya sepotong kue ara dan dua
buah kue kismis, dan setelah dimakannya, ia segar kembali, sebab ia tidak makan
dan minum selama tiga hari tiga malam. (13)Kemudian bertanyalah Daud
kepadanya: "Budak siapakah engkau dan dari manakah engkau?" Jawabnya:
"Aku ini seorang pemuda Mesir, budak kepunyaan seorang Amalek. Tuanku
meninggalkan aku, karena tiga hari yang lalu aku jatuh sakit. (14)Kami
telah menyerbu Tanah Negeb orang Kreti dan daerah Yehuda dan Tanah Negeb Kaleb,
dan Ziklag telah kami bakar habis."
Daud
bertemu dengan orang Mesir yang lebih susah, di tengah suasana hatinya yang
sedih dan tertekan. Reaksi kita waktu kita punya masalah dan Tuhan ingin kita
menolong orang lain adalah kita mengelak. Tapi apa yang kita bisa pelajari dari
Daud? Daud tetap mau menolong orang Mesir ini. Di tengah masalah, Daud tetap
berbuat baik. Tidak mudah kita berbagi berkat, waktu kita mengalami kesulitan.
Daud tetap melakukan apa yang berkenan di mata Tuhan. Menolong orang lain waktu
kita punya masalah adalah membuka jalan untuk menolong masalah kita sendiri.
Seringkali waktu kita menolong orang lain waktu yang sedang bermasalah, itu
memberikan solusi bagi masalah kita sendiri.
1 Samuel 30:15-16
(15)Daud bertanya kepadanya: "Dapatkah engkau menunjuk jalan
kepadaku ke gerombolan itu?" Katanya: "Bersumpahlah kepadaku demi
Allah, bahwa engkau tidak akan membunuh aku, dan tidak akan menyerahkan aku ke
dalam tangan tuanku itu, maka aku akan menunjuk jalan kepadamu ke gerombolan
itu."(16)Ia menunjuk jalan kepada Daud ke sana, dan tampaklah
orang-orang itu berpencar-pencar di atas seluruh daerah itu, sambil makan,
minum dan mengadakan perayaan karena jarahan yang besar, yang telah dirampas
mereka dari tanah orang Filistin dan dari tanah Yehuda.
Dengan menolong, Daud tertolong. Kalau Daud tidak menolong orang Mesir ini, ia tidak akan menemukan musuhnya. Tuhan pun tidak mengajarkan Daud untuk menolong orang ini. Tapi Daud tetap melakukan bagiannya, yaitu menyenangkan Tuhan. Banyak solusi dan kesempatan yang bisa kita dapat ketika kita berbuat baik. Tekanan apa yang sedang kita hadapi hari ini, marilah kita tetap menyenangkan hati Tuhan dengan melakukan bagian kita untuk menolong orang lain.
1 Samuel 30:17-20
(17)Dan pada keesokan harinya Daud menghancurkan mereka dari
pagi-pagi buta sampai matahari terbenam; tidak ada seorang pun dari mereka yang
lolos, kecuali empat ratus orang muda yang melarikan diri dengan menunggang
unta.(18)Daud melepaskan semua apa yang dirampas oleh orang Amalek
itu; juga kedua isterinya dapat dilepaskan Daud.(19)Tidak ada yang
hilang pada mereka, dari hal yang kecil sampai hal yang besar, sampai anak
laki-laki dan anak perempuan, dan dari jarahan sampai segala sesuatu yang telah
dirampas mereka; semuanya itu dibawa Daud kembali.(20)Daud mengambil
segala kambing domba dan lembu; semuanya itu digiring mereka di hadapannya,
serta berkata: "Inilah jarahan Daud."
Masalah yang dihadapi Daud terselesaikan, dan ia mendapatkan bonus dari Tuhan. Mari pegang apa yang Tuhan sampaikan hari ini, dimana Tuhan mengajar kita untuk berhenti dari emosi dengan dekat pada Tuhan, menguatkan kepercayaan kita pada Tuhan. Di dalam hadirat Tuhan, kita bisa menemukan semuanya. Mari tetap kuatkan kepercayaan kita pada Tuhan, dan mari kejar Tuhan. Jangan mau tetap tinggal dengan keadaan dan masalah yang menghimpit kita. Tapi mari kita kejar dan cari Tuhan di tengah situasi yang kita hadapi, dan peroleh perkenanan Tuhan. Waktu kita datang dengan segala keberadaan kita, Ia tetap membuka tanganNya untuk menolong kita, siapapun kita, selagi waktunya belum selesai. Mari belajar sama-sama untuk tetap melakukan firman. Firman datang untuk memberikan kita hidup, dan hidup di dalam segala kelimpahan
Dalam segala keadaan, mari tetap untuk bisa
berbuat baik, mungkin itu tidak enak. Karena apa, itu tanda bahwa kita tetap
melakukan yang terbaik di hadapan Tuhan.