Light

Light
Cahaya dari lilin kecil

Jumat, 23 Maret 2012

Mendengarkan dan Taat


Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan. 1 Samuel 15 : 22b

Baru-baru ini saya menghadiri acara syukuran wisuda seorang teman. Seperti biasa, dalam acara tersebut beberapa orang akan memberikan kesan dan pesan kepada wisudawan dan akan dilanjutkan dengan kata sambutan dari pihak keluarga. Ada satu hal yang menarik ketika orang tua wisudawan memberikan kata sambutannya. “Hari ini saya sangat bangga dan senang mendengar kesan dan pesan dari teman-teman anak saya. Satu hal yang membuat saya bangga adalah bukan karena anak saya sudah berhasil lulus dari universitas dan mendapatkan gelar sarjana, tetapi lebih dari itu ialah karena ia mendengarkan dan melakukan apa yang saya katakana padanya.” Sederhana sekali. Dia bangga karena anaknya mau mendengarkan dan taat padanya.

Alkitab juga mencatat tokoh-tokoh yang sukses di mata Tuhan dan yang dianggap gagal oleh Tuhan, bahkan yang ditolak oleh Tuhan. Tokoh yang sukses di mata Tuhan bukan karena dia melakukan sesuatu yang besar bagi Tuhan, tapi karena dia mendengarkan dan melakukan apa yang Tuhan katakana. Sebaliknya, tokoh yang gagal disebabkan oleh ketidakpedulian mereka pada perkataan Tuhan. Hal itu pula yang terjadi pada Saul. Firman Tuhan kepada Saul ialah untuk menumpas semua orang Amalek, termasuk lembu, domba, unta dan keledainya (1 Samuel 15 : 3). Namun, yang terjadi ialah Saul menyelamatkan Agag, raja orang Amalek, dan kambing domba dan lembu yang terbaik (1Samuel 15 : 9). Saul memang mendengarkan apa yang Tuhan katakan, tapi tidak taat pada perintahNya.

Bacaan kita hari ini menunjukkan dengan jelas bahwa yang membuat hidup kita berkenan kepada Tuhan bukan semata-mata karena apa yang kita berikan kepada Tuhan, namun apakah kita taat kepadaNya. Saul mencoba membela dirinya dihadapan Tuhan dengan berkata bahwa kambing, domba dan lembu-lembu yang terbaik itu sengaja tidak ditumpaskan karena ingin dipersembahkan sebagai korban kepada Tuhan (1 Samuel 15 : 15). Apakah Tuhan tergiur dengan persembahan Saul? Tidak! Tuhan lebih senang pada hati yang taat daripada korban bakaran dan korban sembelihan (1 Samuel 15 : 22). Semoga kita bisa menarik pelajaran dari sini.

 BUKAN PRESTASI GEMILANG YANG MEMBUAT ALLAH TERSENYUM,
TAPI HATI YANG MAU TUNDUK DAN TAAT PADA-NYA

Sabtu, 17 Maret 2012

Penyanyi yang Menginspirasi

Israel Houghton

Israel Houghton  (lahir 19 Mei 1971) adalah penyanyi Kristen Amerika dan seorang Worship Leader (Pemimpin Pujian) di Gereja Lakewood Church, Houston, Texas, Amerika Serikat, yang digembalai oleh Ps. Joel Osteen. Lewat lagu-lagunya, ia telah banyak memberkati orang-orang yang ada di dunia. Lagu-lagunya banyak memberikan semangat rohani kepada jiwa-jiwa yang sedang dalam keletihan. Dan sampai saat ini, dengan bekerja sama pada sebuah label musik rohani, yaitu Integrity Music, dirinya masih terus berkarya lewat pujian dan penyembahannya, bersama-sama dengan Cindy Cruse-Ratcliff, yang adalah temannya dalam memimpin pujian.

Darlene Zschech

Darlene Zschech Joyce lahir pada tanggal 8 September 1965 di Brisbane, Queensland, Australia. Dia adalah penyanyi Kristen Australia Pantekosta dan penulis lagu yang terutama menulis lagu pujian dan penyembahan.  Zschech adalah Worship Leader (Pemimpin Pujian) Gereja Hillsong, Australia sejak tahun 1996. Dia mengundurkan diri sebagai Worship Leader pada tahun 2007 karena diangkat sebagai Senior Pastor. Di Hillsong dia merupakan pemimpin kunci tim gereja untuk konferensi. Dia bergerak secara teratur dengan tim Hillsong di seluruh dunia memimpin orang dalam ibadah, terutama pujian dan penyembahan. Lagu-lagu yang diciptakannya bersama dengan Hillsong Music sangat memberkati banyak orang, karena membantu mereka untuk bagaimana menyembah Tuhan.

Michael W Smith

Michael Whitaker Smith (lahir 7 Oktober 1957) adalah musisi Kristen Amerika kontemporer. Smith telah mencapai sejumlah sukses besar di industri musik Kristiani. Smith adalah pemenang Penghargaan Grammy tiga kali, dan telah menerima 40 Dove Awards. Selama karirnya, ia menjual lebih dari 13 juta album dan telah direkam 29 lagu Hit No 1, empat belas album emas, dan lima album platinum. Smith adalah penerima Penghargaan Musik Amerika, ia juga diberikan penghargaan dari majalah People sebagai "Most Beautiful People". Lagu-lagunya yang enak didengar, ditulisnya sebagai media memberkati orang-orang di penjuru dunia.

Jumat, 16 Maret 2012

Semua ADA HARGANYA


Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya. Galatia 6 : 7

 Jika libur panjang tiba, sesekali orang tua saya mengajak saya untuk berlibur ke luar kota. Di luar kota, kami menginap satu atau dua malam di hotel. Saya masih ingat ucapan adik saya Darling setiap pulang berlibur, “Darling maunya tinggal terus di hotel. Di hotel, kamarnya bagus. Darling bisa berendam air hangat di bathtub sepuasnya. Di hotel, sarapannya enak-enak.” Saya dan kedua orang tua tersenyum mendengar ucapan Darling. Dia belum mengerti, betapa besar jumlah uang yang harus dikeluarkan untuk benar-benar “tinggal” di sebuah hotel dan menikmati semua fasilitasnya. Lain lagi dengan pengalaman seorang teman saya. Ia bercerita ketika mengajak adiknya yang masih belia berbelanja ke pasar swalayan, “Semua barang yang ia suka, ia ambil dan masukkan ke dalam keranjang belanjaan. Ia tidak mengerti kalau saya harus membayarnya.”

Itulah anak-anak. Tapi kenyataannya, orang dewasa yang sudah memiliki pengertian pun kadang-kadang melakukan tindakan yang menggelikan. Kita sudah tahu benar bahwa ada konsekuensi dari setiap tindakan yang kita lakukan. Tapi, tetap saja kita nekad, melakukan tindakan-tindakan yang buruk. Sekalipun kita tahu tindakan-tindakan tersebut pada akhirnya akan menimbulkan konsekuensi yang buruk pula. Mirip dengan ilustrasi di atas, segala sesuatu yang kita masukkan ke dalam “keranjang kehidupan” harus kita bayar.

Jangan melupakan sebuah prinsip sederhana. Apa yang Anda tabor, akan Anda tuai di kemudian hari (Galatia 6 : 7-8). Jika saat ini Anda menabur hal-hal baik, Anda pasti akan menuai hal-hal yang baik pula. Demikian juga sebaliknya, jika saat ini Anda menabur hal-hal yang buruk, cepat atau lambat Anda pasti akan menuai hal-hal yang buruk. Sungguh Anugerah Tuhan yang luar biasa jika sebagai ciptaanNya, kita diberi pilihan dalam menjalani kehidupan ini. Tapi jangan lupa, kita juga diberi akal budi untuk bisa memilih hal-hal yang baik. Dalam setiap perkara, perkara-perkara rohani maupun perkara-perkara jasmani. Perkara-perkara besar maupun perkara-perkara kecil. Bersikaplah bijaksana, dalam memilih. Ingat, ada harga yang harus anda bayar dari setiap pilihan yang Anda ambil.


KITA HARUS MEMBAYAR SEGALA SESUATU
YANG KITA MASUKKAN KE DALAM “KERANJANG KEHIDUPAN” KITA


G.W.T

Selasa, 13 Maret 2012

Apa yang akan kau lakukan setelah bercermin?



“Cermin …. Cermin ……, siapakah yang tercantik di seluruh kerajaan ini?” tanya si ratu pada cermin ajaib miliknya. Jawab si cermin, “Tentu saja engkau ratuku.”

Keesokan harinya, sang ratu kembali bertanya kepada cermin ajaib, “Cermin…… cermin….., siapakah yang tercantik di kerajaan ini?”. Jawab si cermin, “Maaf ratuku, tapi yang tercantik di kerajaan ini adalah Snow White.”

Mendengar perkataan si cermin, murkalah ratu tersebut sambil menghancurkan cermin ajaib miliknya.

Pasti cerita ini begitu familiar di telinga kita. Yup! Cerita dongeng tentang Snow White yang begitu cantik yang diusir dari kerajaannya, karena telah menyingkirkan gelar ‘Yang Tercantik’ dari sang ratu yang adalah ibu tirinya.

Kata orang cermin adalah hal yang sangat jujur  di dunia ini! Wow, apakah benar? Buktinya cerita diatas! Hehehe ….
Dengan adanya sebuah cermin, kita bisa melihat seperti apa sih kita? Bagaimana bentuk wajah dan tubuh kita? Apakah kita cantik atau menarik?(hehehe ……,menggantikan kata jelek dengan menarik kedengarannya bagus juga ^_^). Cermin tidak mungkin bisa berbohong, karena dia merefleksikan diri kita sendiri. 

Sebenarnya saat kita memandangi wajah kita dicermin, sadar atau tidak sadar tujuannya untuk mengetahui apakah ada yang perlu dipermak? Saat kita meneliti dan menemukan ada sesuatu yang salah diwajah kita, maka kita diperhadapkan pada 2 pilihan. Mempermaknya atau membiarkannya!

Dalam setiap pilihan pasti selalu memberi dampak, bukan?
Jika anda memilih untuk mempermaknya, maka anda akan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mempermak bagian yang ‘salah’. Namun, jika anda lebih memilih untuk menghiraukan dan pergi meninggalkan cermin, maka lama kelamaan sesuatu yang ’salah’ dari wajah anda akan semakin memperburuk penampilan anda. Alasannya adalah kita menganggap itu hanyalah sesuatu yang kecil, mungkin itu hanya setitik noda.

Cermin sebenarnya berbicara tentang suatu kesempatan untuk memperbaiki satu hal.

Ok. Cukup sekian untuk cerminnya!
Sekarang kita hubungkan cerita tentang cermin ini dengan kerohanian kita. Let we see what we must learn from mirror.

Cermin ibarat firman Tuhan. Kita mungkin terlalu sering ‘bercermin’ dalam keseharian kita. Namun pertanyaan utamanya bukan seberapa seringnya kita bercermin! Tapi, pilihan apa yang kita ambil setelah bercermin? Mencoba memperbaiki kesalahan? Atau malah mungkin menghiraukannya?

Seperti yang tertulis pada Yak. 1:23-25 :::
“Sebab jika seorang hanya mendengar firman saja dan tidak melakukannya, ia adalah seumpama seorang yang sedang mengamat-amati mukanya yang sebenarnya di depan cermin. Baru saja ia memandang dirinya, ia sudah pergi atau ia segera lupa bagaimana rupanya. Tetapi barangsiapa meneliti hokum yang sempurna, yaitu hokum yang memerdekakan orang, dan ia bertekun didalamnya, jadi bukan hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi sungguh-sungguh melakukannya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya.”

Kembali lagi, setiap pilihan membawa pada suatu dampak. Jika kau memilih untuk memperbaikinya sesuai dengan standar kebenaran memang memerlukan proses. Suatu pergerakan selalu tidak terlepas dari proses. Namun jangan melihat bagaimana sulit dan lamanya proses itu, namun lihatlah apa yang menjadi akhir proses itu. Seperti pada ayat 25, kita akan berbahagia oleh perbuatan kita. Kita akan berbahagia jika melihat wajah kita kembali cantik atau keren. Namun jika kita lebih memilih untuk mengacuhkannya, maka kesalahan yang kecil akan semakin membesar dan itu hanya memperburuk keadaanmu sendiri.

Terkadang memang kita lebih memilih untuk mengacuhkan kesalahan yang kita anggap kecil. Kita kelompokannya dalam kelompok dosa kecil. Begitu menghiraukannya, begitu bangga menampilkan setitik noda yang ada di wajah kita. 

Untuk bisa memutuskan mana pilihan yang harus diambil, kita perlu mengaktivasi roh kudus. Biar roh kudus yang memampukan kita dalam mengambil keputusan. Agar keputusan yang kita lakukan tidak akan disesali dan tidak akan memperburuk keadaan.

Memang mempermak membutuhkan proses yang mungkin lama, namun hasilnya dapat memberi kepuasan tersendiri dalam kita. Daripada membiarkannya yang akan lebih memperburuk keadaan.

Setiap kita diberi kehendak bebas untuk menentukan pilihan. Dan setiap pilihan menentukan apa yang akan terjadi dimasa mendatang.