Light

Light
Cahaya dari lilin kecil

Senin, 30 April 2012

Percaya kepada Tuhan


Samuel 30:1-6. (1)Ketika Daud serta orang-orangnya sampai ke Ziklag pada hari yang ketiga, orang Amalek telah menyerbu Tanah Negeb dan Ziklag; Ziklag telah dikalahkan oleh mereka dan dibakar habis.(2)Perempuan-perempuan dan semua orang yang ada di sana, tua dan muda, telah ditawan mereka, dengan tidak membunuh seorang pun; mereka menggiring sekaliannya, kemudian meneruskan perjalanannya.(3)Ketika Daud dan orang-orangnya sampai ke kota itu, tampaklah kota itu terbakar habis, dan isteri mereka serta anak mereka yang laki-laki dan perempuan telah ditawan.(4)Lalu menangislah Daud dan rakyat yang bersama-sama dengan dia itu dengan nyaring, sampai mereka tidak kuat lagi menangis.(5)Juga kedua isteri Daud ditawan, yakni Ahinoam, perempuan Yizreel, dan Abigail, bekas isteri Nabal, orang Karmel itu.(6)Dan Daud sangat terjepit, karena rakyat mengatakan hendak melempari dia dengan batu. Seluruh rakyat itu telah pedih hati, masing-masing karena anaknya laki-laki dan perempuan. Tetapi Daud menguatkan kepercayaannya kepada TUHAN, Allahnya.


            Bagi kita yang sering berpergian karena tugas, bisnis maupun pendidikan, tentunya hal yang paling dirindukan adalah keluarga kita. Kita rindu untuk berkumpul dengan keluarga. Dan kabar yang paling tidak enak untuk kita dengar ketika kita berada di luar daerah adalah ketika istri sakit, ataupun anak sakit. Daud sudah diangkat menjadi raja, Samuel telah mengurapiNya tetapi Daud belum dilantik di hadapan rakyat. Daud berada di Ziklag karena ia sedang dalam pelariannya karena tidak sukai oleh Saul. Daud dan seluruh rakyat baru mengalami kemenangan, namun waktu mereka pulang sanak keluarga dan harta benda mereka hilang. Alkitab mencatat pejuang  pun menangis waktu sesuatu yang terbaik dalam hidupnya hilang. Sangat mudah kita mengatakan Tuhan baik waktu di dalam situasi nyaman, sangat muda kita berkomitmen dengan Tuhan waktu segala sesuatunya indah, dan sangat mudah kita bilang Tuhan itu dahsyat, waktu segala yang kita inginkan itu terpenuhi. Tetapi, bagaimana waktu semuanya itu hilang. Bagaimana waktu anak kita direnggut narkoba? Bagaimana hati seorang orang tua, waktu anak-anaknya “hilang”. Mereka lebih suka bergaul dengan orang lain daripada dengan orang tuanya. Apa yang dialami Daud, juga kita alami. Banyak peperangan di luar sana yang bisa kita menangkan, tetapi waktu kita pulang semuanya hilang. Bagaimana istri kita bersungut-sungut dengan keberadaan suaminya. Fungsi dan kasih sayang seorang ayah tidak ditemukan oleh anak-anak, sebab semuanya hilang.

            Keadaan-keadaan di atas adalah sesuatu yang tidak menyenangkan, waktu dimana kita merindukan sesuatu yang baik yang kita miliki, tetapi ternyata keadaan itu hilang. Daud tertekan. Alkitab mencatat bahwa seluruh pasukan orang Israel mau melemparinya dengan batu, sebab mereka jengkel dengan Daud. Tidak nyaman untuk kita hidup di dalam tekanan. Bagaimana reaksi otak kita waktu masalah datang? Survey membuktikan bahwa otak tidak akan bekerja waktu kita di bawah tekanan. Karena tekanan, orang bisa menjadi gila dan nekad. Daud mengalami hal yang sama. Ia mengalami yang namanya tertekan.

            Gairah kita di dalam Tuhan tidak ditentukan dari luar. Bagaimana hubungan kita dengan Tuhan tidak ditentukan sekecil apapun dari luar. Boleh saja keadaan tidak menjanjikan bagi kita, keadaan menekan kita, tetapi gairah kita dengan Tuhan hanya ditentukan oleh kedekatan kita dengan Tuhan. Apa yang dibuat oleh Daud? Daud menguatkan kepercayaannya kepada Tuhan. Masalah yang datang menghimpit Daud, tetap membuat Daud bisa tenang. Sebagai anak Tuhan, waktu masalah datang kita tidak bisa mengeluarkan emosi kita secara sembarangan. Kita sama-sama harus bertumbuh menjadi dewasa. Tujuan utama kita adalah menjadi sama seperti Kristus dan Tuhan dipermuliakan. Kita harus berbuah, dan kehidupan ini harus menghasilkan buah. Orang yang menikmati buah dari bagaimana kita berhubungan dengan Tuhan dan buah itu harus Nampak. Daud tidak langsung emosi, Daud tetap tenang dan menguatkan kepercayaannya kepada Tuhan. Apa masalah yang kita hadapi hari-hari ini? Mari kuatkan kepercayaan kita kepada Tuhan, mari kenal Dia. Hasil dari Daud menguatkan kepercayaannya pada Tuhan adalah ia bisa tenang dan terkendali.

2 Tawarik 16:9a  Karena mata TUHAN menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatan-Nya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia.

            Mata Tuhan menjelajah untuk melimpahkan kekuatan hanya bagi mereka yang bersungguh hati kepadaNya. Biarlah hari ini kita sama-sama didapati Tuhan bahwa kita bersungguh-sungguh kepada Tuhan. Di luar Yesus, kita tidak menemukan apa-apa. Segala tantangan dan masalah sangat cepat untuk datang menyerang kita. Kita tetap perlu Tuhan, dan Tuhan berjanji waktu kita dekat bersungguh hati buat Dia, Ia memberikan kekuatan bagi kita. Setelah Daud tenang dan memperkuat kepercayaannya, ia bisa memakai otaknya. Daud tidak menunggu apa kata Tuhan dengan mengasihani diri seharian, sebab ia segera bertindak.

1 Samuel 30:7-10. (7)Lalu Daud memberi perintah kepada imam Abyatar bin Ahimelekh: "Bawalah efod itu kepadaku." Maka Abyatar membawa efod itu kepada Daud. (8)Kemudian bertanyalah Daud kepada TUHAN, katanya: "Haruskah aku mengejar gerombolan itu? Akan dapatkah mereka kususul?" Dan Ia berfirman kepadanya: "Kejarlah, sebab sesungguhnya, engkau akan dapat menyusul mereka dan melepaskan para tawanan."(9)Lalu pergilah Daud beserta keenam ratus orang yang bersama-sama dengan dia, dan sampailah mereka ke sungai Besor. Sementara orang-orang yang mau tinggal di belakang berhenti di sana,(10) maka Daud melanjutkan pengejaran itu beserta empat ratus orang. Dua ratus orang yang terlalu lelah untuk menyeberangi sungai Besor itu, berhenti di sana.

            Apa yang dilakukan Daud? Daud berdiri dan bertindak dengan mencari dan memanggil Tuhan. Di dalam tekanan, Daud bertindak dengan tidak mengasihani diri. Daud sangat percaya dengan perkataan Tuhan. Satu kata dari Tuhan itu jawaban buat Daud. Tuhan tidak menentukan arah untuk menyerang, tapi Daud tetap percaya pada Tuhan. Daud bergerak dengan kepercayaan pada Tuhan, tetapi ia tidak tahu musuhnya lari kemana. Iman adalah mendengar dan melakukan, meresponi apa yang Tuhan bilang dan taat tanpa mengerti. Reaksi Daud sangat berbeda dengan apa yang ia alami, sebab ia pegang perkataan Tuhan.

1 Samuel 30:11- 14 (11) Kemudian mereka menemui seorang Mesir di padang lalu membawanya kepada Daud. Mereka memberi dia roti, lalu makanlah ia, kemudian mereka memberi dia minum air, (12)dan memberikan kepadanya sepotong kue ara dan dua buah kue kismis, dan setelah dimakannya, ia segar kembali, sebab ia tidak makan dan minum selama tiga hari tiga malam. (13)Kemudian bertanyalah Daud kepadanya: "Budak siapakah engkau dan dari manakah engkau?" Jawabnya: "Aku ini seorang pemuda Mesir, budak kepunyaan seorang Amalek. Tuanku meninggalkan aku, karena tiga hari yang lalu aku jatuh sakit. (14)Kami telah menyerbu Tanah Negeb orang Kreti dan daerah Yehuda dan Tanah Negeb Kaleb, dan Ziklag telah kami bakar habis."

            Daud bertemu dengan orang Mesir yang lebih susah, di tengah suasana hatinya yang sedih dan tertekan. Reaksi kita waktu kita punya masalah dan Tuhan ingin kita menolong orang lain adalah kita mengelak. Tapi apa yang kita bisa pelajari dari Daud? Daud tetap mau menolong orang Mesir ini. Di tengah masalah, Daud tetap berbuat baik. Tidak mudah kita berbagi berkat, waktu kita mengalami kesulitan. Daud tetap melakukan apa yang berkenan di mata Tuhan. Menolong orang lain waktu kita punya masalah adalah membuka jalan untuk menolong masalah kita sendiri. Seringkali waktu kita menolong orang lain waktu yang sedang bermasalah, itu memberikan solusi bagi masalah kita sendiri.

1 Samuel 30:15-16 (15)Daud bertanya kepadanya: "Dapatkah engkau menunjuk jalan kepadaku ke gerombolan itu?" Katanya: "Bersumpahlah kepadaku demi Allah, bahwa engkau tidak akan membunuh aku, dan tidak akan menyerahkan aku ke dalam tangan tuanku itu, maka aku akan menunjuk jalan kepadamu ke gerombolan itu."(16)Ia menunjuk jalan kepada Daud ke sana, dan tampaklah orang-orang itu berpencar-pencar di atas seluruh daerah itu, sambil makan, minum dan mengadakan perayaan karena jarahan yang besar, yang telah dirampas mereka dari tanah orang Filistin dan dari tanah Yehuda.

            Dengan menolong, Daud tertolong. Kalau Daud tidak menolong orang Mesir ini, ia tidak akan menemukan musuhnya. Tuhan pun tidak mengajarkan Daud untuk menolong orang ini. Tapi Daud tetap melakukan bagiannya, yaitu menyenangkan Tuhan. Banyak solusi dan kesempatan yang bisa kita dapat ketika kita berbuat baik. Tekanan apa yang sedang kita hadapi hari ini, marilah kita tetap menyenangkan hati Tuhan dengan melakukan bagian kita untuk menolong orang lain.

1 Samuel 30:17-20 (17)Dan pada keesokan harinya Daud menghancurkan mereka dari pagi-pagi buta sampai matahari terbenam; tidak ada seorang pun dari mereka yang lolos, kecuali empat ratus orang muda yang melarikan diri dengan menunggang unta.(18)Daud melepaskan semua apa yang dirampas oleh orang Amalek itu; juga kedua isterinya dapat dilepaskan Daud.(19)Tidak ada yang hilang pada mereka, dari hal yang kecil sampai hal yang besar, sampai anak laki-laki dan anak perempuan, dan dari jarahan sampai segala sesuatu yang telah dirampas mereka; semuanya itu dibawa Daud kembali.(20)Daud mengambil segala kambing domba dan lembu; semuanya itu digiring mereka di hadapannya, serta berkata: "Inilah jarahan Daud."

            Masalah yang dihadapi Daud terselesaikan, dan ia mendapatkan bonus dari Tuhan. Mari pegang apa yang Tuhan sampaikan hari ini, dimana Tuhan mengajar kita untuk berhenti dari emosi dengan dekat pada Tuhan, menguatkan kepercayaan kita pada Tuhan. Di dalam hadirat Tuhan, kita bisa menemukan semuanya. Mari tetap kuatkan kepercayaan kita pada Tuhan, dan mari kejar Tuhan. Jangan mau tetap tinggal dengan keadaan dan masalah yang menghimpit kita. Tapi mari kita kejar dan cari Tuhan di tengah situasi yang kita hadapi, dan peroleh perkenanan Tuhan. Waktu kita datang dengan segala keberadaan kita, Ia tetap membuka tanganNya untuk menolong kita, siapapun kita, selagi waktunya belum selesai. Mari belajar sama-sama untuk tetap melakukan firman. Firman datang untuk memberikan kita hidup, dan hidup di dalam segala kelimpahan

Dalam segala keadaan, mari tetap untuk bisa berbuat baik, mungkin itu tidak enak. Karena apa, itu tanda bahwa kita tetap melakukan yang terbaik di hadapan Tuhan.

Selasa, 17 April 2012

Mazmur 119 : 9-11


Psalm 119 : 9-11 (KJV)

9Wherewithal shall a young man cleanse his way? by taking heed there to according to Thy word.

 10With my whole heart have I sought Thee: O let me not wander from Thy commandments.

 11Thy word have I hid in mine heart, that I might not sin against Thee.


Mazmur 119 : 9-11

119:9 Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu.
119:10 Dengan segenap hatiku aku mencari Engkau, janganlah biarkan aku menyimpang dari perintah-perintah-Mu.
119:11 Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau


Psalm 119 : 9-11 (NIV)

9 How can a young person stay on the path of purity?
   By living according to Your word.
10 I seek You with all my heart;
   do not let me stray from Your commands.
11 I have hidden Your word in my heart
   that I might not sin against You.

Cara Menghindari Dosa


Setiap dari kita pasti ingin menjauhi dan lepas dari yang namanya dosa. Karena dosa tidak hanya membuat kita jauh dari Tuhan, tetapi juga membuat hati kita merasa tertuduh dan dipenuhi perasaan bersalah. Sebelum mengenal Tuhan, hidup saya dipenuhi dengan dosa. Tetapi saya bersyukur karena sekarang Tuhan telah memulihkan hidup saya menjadi baru. Saya mulai terbebas dari dosa-dosa yang dulunya sudah saya anggap sebagai makanan sehari-hari. Melalui tulisan ini saya rindu untuk membagikan sedikit pengalaman saya tentang bagaimana cara menghindari dosa. Sekalipun saya juga masih sering berbuat dosa dan menyakiti hati Tuhan, tetapi saya harap apa yang saya tulis ini bisa membantu Anda yang mungkin sudah putus asa dengan hidup Anda karena tidak bisa lepas dari dosa tertentu.

1. Miliki Hubungan Intim Dengan Tuhan

Ini adalah kunci utama untuk melepaskan diri dari dosa. Luangkan waktu setiap hari untuk berdoa dan membaca firman. Dengan demikian, kita akan memiliki kekuatan untuk melawan hawa nafsu dan kedagingan kita. Dengan memiliki hubungan intim dengan Tuhan, kita akan merasa seakan-akan ada yang mengingatkan ketika kita akan melakukan dosa, dengan demikian kita bisa mencegah sebelum melakukannya.


2. Miliki Kemauan Keras

Saya seringkali berpikir bahwa Tuhan-lah yang akan selalu memberikan kekuatan agar kita terlepas atau tidak tergoda untuk berbuat dosa. Tidak ada yang salah bahwa Tuhan memiliki kuasa untuk melepaskan kita dari dosa apapun. Namun saat kita berbuat dosa, kita juga punya andil besar dalam memutuskan untuk melakukan hal tersebut. Saya seringkali berkata pada Tuhan, “Tuhan, kuatkan saya agar saya tidak tergoda untuk berbuat dosa.” Namun karena hanya bermodalkan doa dan berharap Tuhan memberikan kekuatan, tanpa ada kemauan dan usaha keras untuk lepas dari dosa, akhirnya saya seringkali jatuh bangun dalam dosa tersebut. Sekalipun kita mengandalkan Tuhan, namun jika kita sendiri tidak memiliki kemauan untuk lepas dari dosa tersebut, semuanya akan sia-sia. Begitu juga sebaliknya, kita tidak mungkin lepas dari dosa jika hanya mengandalkan kekuatan sendiri tanpa meminta kekuatan dari Tuhan.


3. Dosa Adalah Pilihan


Dulu saya sering berpikir bahwa jika kita “tergoda”, kemudian melakukan dosa adalah sesuatu yang wajar dan masih bisa dimaafkan.  Misalnya saja ketika kita sedang berkendara di jalan raya, kemudian ada kendaraan umum yang tiba-tiba nyerempet, maka suatu hal yang wajar bila kita marah. Sebuah kenyataan yang masuk akal bahwa ketika kita dirugikan atau disakiti oleh orang lain, maka kemungkinan besar kita akan marah atau bahkan membalasnya. Akan sangat sulit untuk kita menahan amarah dan memaafkan orang tersebut. Saya merasa bahwa ketika datang suatu keadaan yang menggoyahkan iman kita, kemungkinan kita berbuat dosa akan lebih besar daripada kemungkinan untuk tidak berbuat dosa. Contoh lain adalah ketika seorang teman menawari kita untuk merokok, mungkin sulit bagi kita untuk menolak ajakan tersebut (bagi yang sudah kecanduan rokok).

Kemudian saya berusaha untuk merubah mindset/pola pikir saya, bahwa kemungkinan berdosa atau tidak berdosa sebenarnya adalah fifty-fifty alias 50:50, apapun keadaannya. Tidak ada keadaan apapun yang membuat kita “wajar jika melakukan dosa”. Jadi pikirkan bahwa sekalipun kita disakiti oleh orang lain, kemungkinan kita untuk marah atau tidak marah adalah 50:50. Seringkali keadaan menjadi “alasan” untuk kita berbuat dosa. Jika kita punya alasan untuk marah, kita seharusnya juga punya alasan untuk tidak marah, yaitu karena kita mencintai Tuhan, dan Tuhan ingin agar kita mengasihi siapapun termasuk musuh kita.  Dengan memiliki mindset seperti itu, ketika kita dihadapkan pada dua buah pilihan tersebut, kita bisa lebih mudah memilih untuk tidak berbuat dosa.


4. Jangan Biarkan Dosa Berakar Dalam Hidup Kita

Jika kita menyimpan benih-benih dosa dalam diri kita, segera cabut sebelum benih itu berakar kuat dan tumbuh lebat dalam hidup kita. Misalnya saja jika suatu hari teman kita menawari video porno kepada kita, segera tolak secepat mungkin sebelum otak kita sempat berpikir. Atau jika kita sudah kecanduan pornografi, segera buang koleksi video porno yang kita miliki. Karena dengan begitu kita sudah membuang benih-benih dosa sebelum benih itu tumbuh. Karena akan sangat sulit untuk membuangnya jika benih tersebut kita biarkan masuk. Jadi akan lebih baik jika kita membuangnya secepat mungkin.

Saya sendiri bukanlah seseorang yang bersih dari dosa. Saya masih banyak melakukan hal-hal yang menyakiti hati Tuhan. Tapi saya harap tulisan ini bisa membantu saudara-saudara semua untuk bisa melepaskan diri dari dosa-dosa yang selama ini sudah kita anggap biasa. Tuhan memberkati.