Sahabat…….
Aku
merasa perlu mengirim surat ini kepadamu, karena Aku begitu merindukanmu. Aku
menanti saat-saat indah saat kita bisa ngobrol bareng, saat kamu curhat tentang
masalahmu padaKu, saat kamu puji dan sembah Aku, saat kamu menangis di
pundakKu, dan saat senyum dan tawa terlukis di wajahmu.
Aku
menantikan saat engkau bangun pagi dan menyapaKu. Tetapi sepertinya hari ini
akan sama dengan hari-hari kemarin, kamu terlambat bangun sehingga cepat-cepat
pergi merindukan teman-temanmu tanpa menyapa diriKu. Aku melihatmu bersama
teman-temanMu, dan sepanjang hari ini aku menunggumu untuk berbicara denganKu.
Tapi sepertinya kamu terlalu sibuk dengan segala hal sehingga pulang larut dan
segera tidur.
Aku
melihat kamu tertidur malam ini, dan Aku ingin menyentuh keningmu. Maka Aku
berikan terang bulan menyinari bantalmu dan wajahmu. Aku menunggu lagi. Aku
ingin kamu cepat bangun agar Aku dapat berbicara kepadamu. Aku mempunyai banyak
pemberian untukmu. Tetapi kamu terlambat bangun keesokan harinya, dan
cepat-cepat pergi kepada kehidupanmu lagi. Air mataKu berada di hujan. Aku
merindukanmu.
Hari
ini kamu tidak terlalu banyak kegiatan, aku tetap menantiMu menyapa diriku,
namun ternyata yang terjadi adalah di tengah waktu luangmu, di tengah
kesendirianmu justru kamu sedang menikmati hal-hal yang membuatku sedih. Engkau
membiarkan dirimu menikmati kecanduan-kecanduan yang membuat engkau jauh
dariKu.
Sahabatku,
apakah engkau merindukanKu sama seperti Aku merindukanmu?
Sahabat,
Di
tengah tawa dan senyummu itu aku tau bahwa ada luka yang cukup dalam di hatimu.
Engkau disakiti, engkau dikecewakan, engkau dibohongi, dijauhi bahkan dibenci.
aku tau rasanya disakiti, tau rasanya dikecewakan, tau rasanya ditolak, tau
rasanya dihina dan tau rasanya dibenci. Aku tau sakitnya hati saat orang yang
kamu kasihi tidak mengasihi kamu, orang yang kamu percaya tidak mempercayai
kamu, saat orang yang kau beri perhatian menolak perhatian itu, dan orang yang
kamu sayangi justru menyakitimu. Percayalah Aku tau rasanya semuanya itu.
Seandainya
saja kamu tau betapa besarnya rinduku, betapa inginnya aku bersama denganmu.
Aku rindu saat-saat itu. Aku memiliki sejuta bahkan lebih jawaban untuk semua
masalahmu, sejuta sukacita untuk setiap kesedihanmu dan sejuta senyuman sebagai
ganti air matamu. Maukah engkau kembali kepadaku, memulai sesuatu yang baru?
Sahabatku
Aku menunggumu, menunggumu untuk kembali, karena aku percaya engkau akan
kembali.
Dari
sahabatmu
Yesus
Kristus