Light

Light
Cahaya dari lilin kecil

Jumat, 30 Desember 2011

SASARAN KITA : UNTUK SAMPAI KEPADA KEMULIAAN

Karena semua orang telah berdosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah (Rm 3:23).Ayat ini telah memperlihatkan kepada kita apa yang merupakan sasaran dalam kehidupan Kristus adalah memimpin banyak putra kepada kemuliaan. Misi utama dari Tuhan kita adalah memimpin banyak putra kepada kemuliaan ‘(Ibr 2:10Kjv). Ia tidak datang ke bumi  sekedar untuk menyelamatkan manusia berdosa dari hukuman kekal. Tidak! Ia datang untuk menegakan orang yang terhina dari dalam debu dan mengangkat orang yang miskin dari lumpur,untuk mendudukan dia bersama-sama dengan para bangsawan,dan membuat dia memiliki kursi kehormatan.(I Samuel 2:8).

 Allah merindukan seorang mempelai yang dewasa,seorang yang penuh kemuliaan, tidak memiliki cacat atau kerut, atau yang serupa itu(Ef 5:26-27). Ia merindukan seseorang memiliki tingkat komunikasi yang setaraf, seseorang yang keadanya ia dapat membuka hati dan membagikan rahasia-rahasia hati-Nya yang terdalam.Allah tidak bisa memiliki hubungan yang seperti itu dengan seorang anak. Inilah alasannya kita harus berkembang dari seorang bayi yang baru lahir di dalam Kristus menjadi seorang mempelai yang dewasa, dari IPet 2:1-2 kepada Wahyu 19:7-8.

Apa maksud sampai kepada kemuliaan?

Kemuliaan dalam bahasa Yunani adalah Doxa  dan Ibrani adalah Kabod, artinya :
Pertama; berat atau menekan, dan arti kedua adalah bobot. Dalam Perjanjian Lama dikatakan ketika kemuliaan Tuhan turun maka orang tidak akan tahan berdiri dihadapan Tuhan. Bobot berbicara quality, artinya dalam hidup kita ditanamkan kualitas Illahi yang harus dimunculkan kembali dalam hidup kita. Apapun yang kita lakukan dalam hidup ini tidak bisa kita lakukan dengan asal-asalan, karena harus ada kualitas yang kita munculkan.

Ketika orang lain dapat melihat Kristus di dalam kita (Kualitas hidup yang berbedah) Gal 1:16,24 . Kristus yang ada di dalam kita adalah pengharapan akan kemuliaan (Kol 1:27). Ketika kita lahir baru, Kristus lahir di dalam kita  sebagai sebuah benih (I Pet 1:23). Benih kudus yang ada di dalam kita itu tidak dapat berdosa (I Yoh 3:9). Tetapi ia harus di izinkan untuk berkembang sepenuhnya di dalam kita (Gal 4:19) sampai kita menjadi sempurnah mencampai tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepentingan Kristus (Efs 4:13-14). Tatkala kita lahir baru, tentunya Kristus ada di dalam kita. Akan tetapi Ia lahir di dalam kita sebagai suatu benih di sekitar kita akan melihat Kristus yang dewasa memanifestasikan diri-Nya melalui hidup kita.
Karena itu, “sampai kepada kemuliaan” itu sama dengan gambaran putra Allah (Rm 8:29) dan mendemonsrasikan kehidupan-Nya kepada dunia.



Cara untuk sampai kepada Kemuliaan
1.     
Kelaparan,kerinduan
Lapar akan Allah adalah suatu karunia Ilahi. Hal itu ditanamkan oleh Allah sendiri di dalam hati tatkala kita menantidi hadapan-Nya, dan Ia menarik kita kepada-Nya (Yoh 6:44).musa berdoa kepada Allah, “Aku memohon kepada-Mu, perlihatkanlah kiranya kemuliaan-Mu kepadaku”Kel 33:18 Kjv).Akibatnya, sebagaimana dilukiskan di dalam keluraran 34:5-8, Allah menampkkan diri dengan luar biasa kepadanya. Dalam bahasa Ibrani dan Yunani aslinya, kata memohon ini adalah sebuah kata yang sangat mengandung arti. Yang maksud dengan memohon di sini adalah memohon secara mati-matian. Kemuliaan Allah disingkapkan kepada orang-orang yang mencarinya dengan sungguh-sungguh, dengan rasa lapar yang hebat. Kerinduan adalah kuncinya! Orang-orang Kristen yang puas dengan keadaan kerohaniannya tidak akan sampai kepada kemuliaan (Whyu 3:15-19). Kalau kita tidak memiliki rasa lapar, marilah kita berdoa, “Tuhan, berbelas kasihanlah kepadaku dan tariklah aku agar dekat kepada-Mu”(Kid 1:4;Yoh 6:44).

2.      Kehausan
Daud haus akan Allah (Maz 42:2-3). Ia rindu untuk melihat kuasa dan kemuliaan Allah (Kzm 63:2-3). Daud telah mempersempit kerinduannya menjadi satu hal saja – “diam di rumah Tuhan seumur hidupku,menyaksikan kemurahan Tuhan dan menikmati bait-Nya (maz 27:4). Ia rela melalui pengalaman-pengalaman padang belantara yang kering. Semua pengalaman seperti itu menciptakan rasa haus ilahi terhada Allah dan kemuliaan-Nya. Allah mungkin mengeringkan beberapa sumber Air yang Hidup (Yer 2:13). Ingatlah, Allah hanya mencurahkan Roh-Nya kepada orang-orang yang haus (Yes 44:3;41:17-18;Mat 5:6).

3.      Keagresifan
Lawatan Allah tidak datang kepada orang yang pasif. Ia sedih melihat orang yang suam-suam kuku dan Ia tidak mau menikah dengan seorang mempelai yang tidak benar-benar mencitai-Nya (Why 3:15-16).Kalau kita mau berjumpa dengan Allah dan ingin agar hidup kita diubah dengan luar biasa, kita harus agrasif(Mat 11:12;Ams 2:1-5). Setiap orang percaya  memiliki “akar-akar” dan suatu latar belakang yang harus ia singkirkan. Semua kekuatan dan kelemahan yang kita warisi akan terbawa ke dalam kehidupan kekristenan kita. Seringkali hal ini terbawa ke dalam kehidupan rohani,sehingga setan pun tidak dilawan atau ditentang. Namun, Perjanjian lama dan perjanjian Baru itu sama-sama penuh dengan istilah-istilah kemiliteran, Yesus sendiri mendeklarasikan bahwa roh penyerang dibutuhkan untuk memperoleh kerajaan kehidupan (mat 11:12Kjv). “Kerajaan surga diserang,dan para penyerang merebutnya secara paksa” (bdgk Luk 16:16 Kjv). Hanya orang-orang agresif yang memperoleh janji-janji Allah dan sampai kepada kemuliaan.



4.      Kebenaran
“Kasih dan kemuliaan Ia berikan” kepada orang yang berjalan dengan benar di hadapan-Nya (Maz 84:12). Allah mengasihi kebenaran dan Ia berkenan agar orang-orang benar memeroleh kemuliaan. Tuhan tentu akan membawa kita ke dalam segenap janji-Nya yang mulia bila kita bersuka di dalam-Nya dan melakukan kebenaran (Bil 14:8;Yes 64:5).

5.      Keteraturan
Jika segala sesuati di dalam hidup dan rumah tangga kita telah dibuat teratur ,kemuliaan Tuhan akan dinyatakan (Yes 40:3-5). Kemuliaan Allah tidak dapat datang sebelum semua standar di penuhi. Banyak hal harus terjadi lebih dahulu sebelum kemuliaan Allah datang. Setelah masing-masing, barulah kemuliaan Tuhan turun (Kel40:33-35). Hal yang sama terjadi juga dalamkasus bait Salomo (I Raja 6:38;8:10-11). Tentunya kebenaran-kebenaran ini berlaku juga atas kita, karena kita pun adalah bait Allah. Juga, amat penting sekali bagi kita untuk memiliki kelluarga yang teratur , dan membuat hubungan kita dengan banyak persiapan dibutuhkan sebelum Allah datang dalam kemuliaan-Nya(Maz 102:16). “Kata Musa: inilah firman yangkepadamu” (Im 9:6,4). Sebelum kemuliaan Tuhan tampak keada Israel , kedelapan pasal pertama kitab Imamat harus dilaksanakan dahulu. Umat Allah harus mejmpersembahkan korban-korban yang benar,melakukan berbagai penahiran, pemercikan darah yang benar, memakai pakaian rohani yang benar, dan diurapi. Semua ini harus ada di dalam kehidupan pribadi kita sebelum kemuliaan Allah turun.

6.      Kedewasaan
Kemuliaan akan datang ke atas orang yang dewasa, ke atas ladang yang sudah menguning. Seorang petani yang hasil ladangnya tidak menguning (tidak dewasa) tidakmemiliki sukacita. Ia berdukacita.Allah juga adalah seorang petani dan Ia tidak senang ataupun puas,sebelumkita menghasilkan buah yang matang (Luk 8:14;Yak 5:7). Kita menjadi dewasa bila bertumbuh dalam hikmat. “Hikmat adalah hal yang utama:karena itu perolehlah hikmat, dan dengan segala yang kau peroleh perolehlah pengertian”(Ams 4:7Kjv;Mzm 90:12).


Beban Allah adalah agar Gereja-Nya mencapai kemuliaan yang penuh. Kristus datang untuk menjemput Gereja yang penuh dengan kemuliaan (Efs 5:26-27). Ia harus menyingkirkan semua noda dan cacat dari hidup kita, karena Allah tidak menginginkan seorang mempelai yang  bercacat. Sebelum dunia diciptakan, Allah telah merancangkan lebih dahulu bahwa Gereja akan sampai kepada kemuliaan. Sudah menjadi kenyataan bahwa Gereja akan sampai pada kemuliaan ( Ef 5:26-27;Yes 60:1-2;40:3-5). Pertanyaaanny adalah apakah saudara dan saya akan ikut serta dalam kemuliaan ini! Bil 14:21 mendeklarasikan, “Hanya demi aku yang hidup dan kemuliaan Tuhan memenuhi seluruh bumi.” Dari satu ayat ini saja kita dapat melihat apa yang menjadi kerinduan Allah sejak manusia diciptakan.


Apakah kunci untuk sampai kepada Kemuliaan? 

Sederhana saja- dengan diam di dalam jalan Allah bagi hidup kita. Kita tidak boleh berpaling ke kanan atau ke kiri atau berputar di sekeliling hal-hal yang ingin Allah bereskan. Marilah kita menghadapi setiap situasi secara langsung. Kalau persoalannya selalu sulit, kita harus mendoakannya sampai kita beroleh kemenangan. Jika persoalan masih tetap terlalu berat, kita patut meminta pertolongan dari para penatua. Mari kita menaiki tangga rohani selangkah demi selangkah. Orang-orang kudus yang ada di puncak tertinggi adalah orang-orang yang tidak menghindar, melainkan menghadapi setiap situasi dengan kasih karunia. Dititik tempat kita berkata “tidak” kepada Allah, kita berhenti bertumbuh.Mari kita meminta hati yang lembut dan mau bekerja sama. Allah mampu member kita hati yang lembut Yeh 36:26).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar